Sahabat yang dimuliakan Allah SWT
Baru 1 bulan kita meninggalkan bulan romadhon, bulan yang sangat mulia. Yang didalamnya kita mampu bermujahadah kepada Allah, mampu mengekang segala hawa nafsu. Kita mampu mengendalikan lidah, mata, pendengaran, tangan dan seluruh tubuh kita dari perbuatan yang dilarang Allah, yang dapat membatalkan dan merusak pahala puasa kita. Sehingga saat itu kita mampu menghindarkan diri dari perbuatan dosa demi dosa dan menggantinya dengan pahala demi pahala.
Namun baru 1 bulan berlalu, nampaknya kendali itu satu persatu mulai lepas. Dan kembali kita terjerumus dalam perbuatan dosa demi dosa. Tanpa kita sadari kita kembali meninggalkan kewajiban-kewajiban yang diperintah Allah kepada kita, dan justru kita kembali melanggar larangan-larangan.
Padahal dosa adalah noda-noda hitam yang dapat menutup hati kita sehingga tidak bisa membedakan mana yang haq dan mana yang bathil. Dosa meskipun kecil sekalipun adalah dinding yang menghijab, menghalangi seorang hamba dengan Allah SWT. Dosa juga akan melahirkan kehinaan dan kerendahan seorang hamba baik dihadapan Allah maupun dihadapan manusia lainnya. Dan sesungguhnya dosalah penyebab segala kehancuran di muka bumi ini.
Bukankaah Ibnul Qayyim telah berkata “ Satu hal yang perlu diketahui bahwa dosa-dosa dan perbuatan maksiat itu berbahaya. Bahayanya menghujam hati ibarat racun dalam tubuh. Tingkat bahayanya beraneka ragam, bahkan segala keburukan dan penyakit yang ada di dunia ini tidak lain hanyalah akibat dari perbuatan dosa dan maksiat”
Namun ironisnya kita sering menganggap remeh, kita sering melihat dosa bagaikan lalat yang lewat didepan hidung kita sehingga dengan mudah kita mengusirnya. Padahal seharusnya kita melihat dosa seakan-akan kita duduk dibawah gunung dengan penuh rasa takut, jangan-jangan gunung itu akan runtuh dan menimpa kita.
Sobat rohimakumullah.
Oleh karena itu marilah kita senantiasa berlindung kepada Allah SWT agar kita terhindar dari dosa-dosa besar seperti syirik, zina, membunuh dsb. Dan juga marilah kita senantiasa waspada jangan sampai terjerumus dalam kubangan dosa-dosa kecil. Karena, dosa kecil seringkali disertai kurangnya rasa malu, kurangnya perhatian dan rasa takut serta dianggap remeh oleh pelakunya, sehingga dosa kecil tanpa kita sadari berpotensi menjadi dosa-dosa besar.
Dalam satu riwayat pernah Rosulullah mengadakan perjalanan bersama para sahabat. Ketika sampai pada suatu padang pasir yang luas, beliau berhenti dan bermaksud bermalam di tempat tersebut. Kemudian beliau menyuruh para sahabat untuk mengumpulkan kayu bakar untuk bermalam.
Para sahabat menjawab " Ya Rosul, kita berada di tengah gurun pasir yang luas. tidak ada kayu bakar di sini ya rosul!".
Rosul menjawab,"kumpulkan apa saja, meskipun itu hanya ranting maupun daun kering".
Maka para sahabatpun mengumpulkan ranting maupun daun yang mereka temui. Dan diluar dugaan terkumpullah tumpukan besar daun dan ranting-ranting kering.
Maka Rosulpun bersabda, "Itulah gambaran dosa-dosa kecil".
Maka berhati-hatilah terhadap dosa kecil, karena tanpa kita sadari dapat menumpuk seperti layaknya dosa besar. Apakah penyebabnya?
Penyebabnya adalah :
1. Tanpa kita sadari dosa kecil sering kita lakukan secara terus menerus.
Ibnu Abbas mengatakan “ tak ada dosa kecil jika dilakukan terus menerus dan tak ada dosa besar jika diiring istigfar”
2. Seringkali kita meremehkan Dosa kecil.
Seringkali kita menganggap enteng dosa kecil padahal rosulullah pernah bersabda “berhati-hatilah kalian terhadap dosa kecil, sebab jika ia berkumpul dalam diri seseorang akan dapat membinasakannya: (HR ahmad dan Thabrani)
3. Tanpa kita sadari seringkali kita merasa senang dan bangga melakukannya.
Padahal senang dengan dosa lebih berbahaya dari dosa itu sendiri karena akan menimbulkan keinginan untuk terus melakukannya. Dan ini merupakan jenis lain dari dosa yang jauh lebih berbahaya daripada dosa yang dilakukan sebelumnya.
4. Seringkali kita terbuai dengan kemurahan Allah
Beranggapan karena Allah maha pemurah, pengampun dan penyayang maka Allah akan mengampuni dosanya dan selalu menyayanginya hingga dia merasa aman dengan dosa-dosanya tanpa melakukan perubahan.
5. Karena kurangnya rasa malu, seringkali kita tanpa sadar telah membongkar dan menceritakan dosa yang harusnya kita tutupi.
Rosul bersabda “ seluruh umatku akan dimaafkan kecuali orang yang terang-terangan dalam dosa (al Mujahirun), termasuk terang-terangan dalam dosa adalah seorang hamba yang melakukan dosa dimalam hari lalu Allah menutupinya hingga pagi, namun ia berkata “ Wahai fulan aku tadi malam telah melakukan perbuatan begini dan begini”. (HR Muslim.
6. Jika pelakunya adalah orang alim yang jadi panutan atau dikenal keshalihannya.
Jika dilakukan sengaja meskipun tahu itu dosa, sehingga orang lain menganggap hal tersebut baik dan kemudian mengikutinya. Dia tidak hanya menanggung dosa atas perbuatannya tapi juga kesalahan orang-orang yang mengikutinya.
Marilah kita perbanyak istigfar, mohon ampun kepada Allah SWT. Wallahu a'lam.
Baru 1 bulan kita meninggalkan bulan romadhon, bulan yang sangat mulia. Yang didalamnya kita mampu bermujahadah kepada Allah, mampu mengekang segala hawa nafsu. Kita mampu mengendalikan lidah, mata, pendengaran, tangan dan seluruh tubuh kita dari perbuatan yang dilarang Allah, yang dapat membatalkan dan merusak pahala puasa kita. Sehingga saat itu kita mampu menghindarkan diri dari perbuatan dosa demi dosa dan menggantinya dengan pahala demi pahala.
Namun baru 1 bulan berlalu, nampaknya kendali itu satu persatu mulai lepas. Dan kembali kita terjerumus dalam perbuatan dosa demi dosa. Tanpa kita sadari kita kembali meninggalkan kewajiban-kewajiban yang diperintah Allah kepada kita, dan justru kita kembali melanggar larangan-larangan.
Padahal dosa adalah noda-noda hitam yang dapat menutup hati kita sehingga tidak bisa membedakan mana yang haq dan mana yang bathil. Dosa meskipun kecil sekalipun adalah dinding yang menghijab, menghalangi seorang hamba dengan Allah SWT. Dosa juga akan melahirkan kehinaan dan kerendahan seorang hamba baik dihadapan Allah maupun dihadapan manusia lainnya. Dan sesungguhnya dosalah penyebab segala kehancuran di muka bumi ini.
Bukankaah Ibnul Qayyim telah berkata “ Satu hal yang perlu diketahui bahwa dosa-dosa dan perbuatan maksiat itu berbahaya. Bahayanya menghujam hati ibarat racun dalam tubuh. Tingkat bahayanya beraneka ragam, bahkan segala keburukan dan penyakit yang ada di dunia ini tidak lain hanyalah akibat dari perbuatan dosa dan maksiat”
Namun ironisnya kita sering menganggap remeh, kita sering melihat dosa bagaikan lalat yang lewat didepan hidung kita sehingga dengan mudah kita mengusirnya. Padahal seharusnya kita melihat dosa seakan-akan kita duduk dibawah gunung dengan penuh rasa takut, jangan-jangan gunung itu akan runtuh dan menimpa kita.
Sobat rohimakumullah.
Oleh karena itu marilah kita senantiasa berlindung kepada Allah SWT agar kita terhindar dari dosa-dosa besar seperti syirik, zina, membunuh dsb. Dan juga marilah kita senantiasa waspada jangan sampai terjerumus dalam kubangan dosa-dosa kecil. Karena, dosa kecil seringkali disertai kurangnya rasa malu, kurangnya perhatian dan rasa takut serta dianggap remeh oleh pelakunya, sehingga dosa kecil tanpa kita sadari berpotensi menjadi dosa-dosa besar.
Dalam satu riwayat pernah Rosulullah mengadakan perjalanan bersama para sahabat. Ketika sampai pada suatu padang pasir yang luas, beliau berhenti dan bermaksud bermalam di tempat tersebut. Kemudian beliau menyuruh para sahabat untuk mengumpulkan kayu bakar untuk bermalam.
Para sahabat menjawab " Ya Rosul, kita berada di tengah gurun pasir yang luas. tidak ada kayu bakar di sini ya rosul!".
Rosul menjawab,"kumpulkan apa saja, meskipun itu hanya ranting maupun daun kering".
Maka para sahabatpun mengumpulkan ranting maupun daun yang mereka temui. Dan diluar dugaan terkumpullah tumpukan besar daun dan ranting-ranting kering.
Maka Rosulpun bersabda, "Itulah gambaran dosa-dosa kecil".
Maka berhati-hatilah terhadap dosa kecil, karena tanpa kita sadari dapat menumpuk seperti layaknya dosa besar. Apakah penyebabnya?
Penyebabnya adalah :
1. Tanpa kita sadari dosa kecil sering kita lakukan secara terus menerus.
Ibnu Abbas mengatakan “ tak ada dosa kecil jika dilakukan terus menerus dan tak ada dosa besar jika diiring istigfar”
2. Seringkali kita meremehkan Dosa kecil.
Seringkali kita menganggap enteng dosa kecil padahal rosulullah pernah bersabda “berhati-hatilah kalian terhadap dosa kecil, sebab jika ia berkumpul dalam diri seseorang akan dapat membinasakannya: (HR ahmad dan Thabrani)
3. Tanpa kita sadari seringkali kita merasa senang dan bangga melakukannya.
Padahal senang dengan dosa lebih berbahaya dari dosa itu sendiri karena akan menimbulkan keinginan untuk terus melakukannya. Dan ini merupakan jenis lain dari dosa yang jauh lebih berbahaya daripada dosa yang dilakukan sebelumnya.
4. Seringkali kita terbuai dengan kemurahan Allah
Beranggapan karena Allah maha pemurah, pengampun dan penyayang maka Allah akan mengampuni dosanya dan selalu menyayanginya hingga dia merasa aman dengan dosa-dosanya tanpa melakukan perubahan.
5. Karena kurangnya rasa malu, seringkali kita tanpa sadar telah membongkar dan menceritakan dosa yang harusnya kita tutupi.
Rosul bersabda “ seluruh umatku akan dimaafkan kecuali orang yang terang-terangan dalam dosa (al Mujahirun), termasuk terang-terangan dalam dosa adalah seorang hamba yang melakukan dosa dimalam hari lalu Allah menutupinya hingga pagi, namun ia berkata “ Wahai fulan aku tadi malam telah melakukan perbuatan begini dan begini”. (HR Muslim.
6. Jika pelakunya adalah orang alim yang jadi panutan atau dikenal keshalihannya.
Jika dilakukan sengaja meskipun tahu itu dosa, sehingga orang lain menganggap hal tersebut baik dan kemudian mengikutinya. Dia tidak hanya menanggung dosa atas perbuatannya tapi juga kesalahan orang-orang yang mengikutinya.
Marilah kita perbanyak istigfar, mohon ampun kepada Allah SWT. Wallahu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar