Sobat !
Satu bulan sudah kita berpuasa dibulan yang penuh barokah. Pada saat itu kita mampu menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa. Kita mampu mengendalikan panca indra. Kita mampu mengendalikan nafsu syahwat. Kita mampu mengendalikan nafsu perut kita. Tidak saja menghindari yang haram, yang halalpun tidak boleh berlebihan.
Namun bulan itu kini telah berlalu. Dan ironisnya,
latihan kita satu bulan dalam mengendalikan panca indra, mengendalikan nafsu syahwat, dan juga nafsu perut kita seakan hilang begitu saja. Kita lupa bahwa tidak boleh makan berlebihan. Kita lupa bahwa Rasulullah telah berpesan makanlah sesudah lapar dan berhentilah sebelum kamu kenyang. Kita lupa kalau diperintahkan makan tidak hanya yang halal tetapi harus yang tayyib (baik) untuk tubuh kita.
Namun tampaknya Idul fitri telah menjadi ajang pembebasan dari tuntunan tersebut.
Ibarat kendaraan, selama ramadhan kita banyak mengerem. Namun kini rem itu telah ”blong”. Seakan tak ada lagi pengendalian nafsu-nafsu kita terutama nafsu makan kita. Semua yang ada kita lahap habis, bahkan tak berhenti sebelum kekenyangan.
Sobat !
Ternyata fenomena ini bukan tanpa akibat. Coba anda tengok di beberapa rumah sakit, puskesmas, dokter praktek, klinik-klinik bahkan para mantri. Mereka kebanjiran pasien. Ada yang diare, muntah, bahkan ada yang tekanan darahnya naik. Setelah dicek laborat ternyata kolesterol, trigliserida, gula darah, asam urat naik semua. Ini karena apa? Karena salah makan ! Salah makan sobat. Makan yang berlebih-lebihan. Bukankan puasa romadhan mengajarkan kepada kita untuk tidak berlebihan dalam hal makan?
Oleh karena itu berhati-hatilah dalam hal makan aturlah dengan baik. Kalau perlu dietlah. Dan sebaik-baik diet adalah puasa!
Setuju ?????
Dhe Minto.
http://untaianhikmah.blogspot.com
http://gizinews.blogspot.com
armint.rspaw@gmail.com
armint.rspaw@yahoo.co.id
Satu bulan sudah kita berpuasa dibulan yang penuh barokah. Pada saat itu kita mampu menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa. Kita mampu mengendalikan panca indra. Kita mampu mengendalikan nafsu syahwat. Kita mampu mengendalikan nafsu perut kita. Tidak saja menghindari yang haram, yang halalpun tidak boleh berlebihan.
Namun bulan itu kini telah berlalu. Dan ironisnya,
latihan kita satu bulan dalam mengendalikan panca indra, mengendalikan nafsu syahwat, dan juga nafsu perut kita seakan hilang begitu saja. Kita lupa bahwa tidak boleh makan berlebihan. Kita lupa bahwa Rasulullah telah berpesan makanlah sesudah lapar dan berhentilah sebelum kamu kenyang. Kita lupa kalau diperintahkan makan tidak hanya yang halal tetapi harus yang tayyib (baik) untuk tubuh kita.
Namun tampaknya Idul fitri telah menjadi ajang pembebasan dari tuntunan tersebut.
Ibarat kendaraan, selama ramadhan kita banyak mengerem. Namun kini rem itu telah ”blong”. Seakan tak ada lagi pengendalian nafsu-nafsu kita terutama nafsu makan kita. Semua yang ada kita lahap habis, bahkan tak berhenti sebelum kekenyangan.
Sobat !
Ternyata fenomena ini bukan tanpa akibat. Coba anda tengok di beberapa rumah sakit, puskesmas, dokter praktek, klinik-klinik bahkan para mantri. Mereka kebanjiran pasien. Ada yang diare, muntah, bahkan ada yang tekanan darahnya naik. Setelah dicek laborat ternyata kolesterol, trigliserida, gula darah, asam urat naik semua. Ini karena apa? Karena salah makan ! Salah makan sobat. Makan yang berlebih-lebihan. Bukankan puasa romadhan mengajarkan kepada kita untuk tidak berlebihan dalam hal makan?
Oleh karena itu berhati-hatilah dalam hal makan aturlah dengan baik. Kalau perlu dietlah. Dan sebaik-baik diet adalah puasa!
Setuju ?????
Dhe Minto.
http://untaianhikmah.blogspot.com
http://gizinews.blogspot.com
armint.rspaw@gmail.com
armint.rspaw@yahoo.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar