Sobat rohimakumullah
Didalam Al Qur’an Al Karim surat Adz Dzariyat ayat 56 Allah SWT telah berfirman, “ Dan Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu”.
Berdasarkan firman Allah ini maka sesungguhnya tugas kita sebagai manusia didunia yang fana ini tidak ada yang lain kecuali hanya beribadah kepadaNya. Hanya beribadah kepada Allah SWT.
“Lho kang….lha kalau tugas kita Cuma beribadah, kapan kita bekerja, kumpul keluarga, bermasyarakat, arisan dan lain-lain? Mosok kita Cuma disuruh sholaaaaat terus, puasa terus, ngajiii terus. Ya nggak bisa to kang”, protes bang Somad.
Sobat!
Komentar bang Somad tadi memang tidak salah, tapi tidak sepenuhnya benar. Memang kebanyakan diantara kita masih beranggapan bahwa yang dinamakan ibadah itu ya sholat, puasa, zakat, ngaji, infak., sedekah, haji dsb. Bahkan sebagian orang memandang apabila sudah haji maka sempurnalah keislamannya dan surga sudah menjadi jaminannya. Hal ini memang tidak sepenuhnya salah. Namun akan menjadi keliru bila hal ini menjadikan kita lupa atau mengabaikan hal-hal lain yang setiap hari kita kerjakan dan menghabiskan waktu kita. Padahal dari situlah modal terbesar kita untuk beribadah kepada Allah SWT.
Coba hitung waktu kita habis untuk apa?
• Sholatkah? Paling sholat kita 5 kali sehari. Kalau sekali sholat 5-10 menit berarti cuman butuh waktu 25-50 menit. Nggak nyampe 1 jam tho kang?
• Puasa? Paling-paling kita setahun sekali. Itupun pas Ramadhan. Yang puasa sunah bisa dihitung dengan jari. Ya kan?
• Zakat? Paling setahun sekali. Itupun sebagian besar cuman zakat fitrah. Zakat malnya banyak yang kelupaan.
• Haji ? Wah…belum tentu bagi kita yang pas-pasan. Termasuk yang ngomong juga. Yang punya duit paling-paling seumur hidup sekali.
Lha ternyata kang…. waktu kita itu habis untuk tidur, bekerja, belajar, ngobrol di poskamling, makan minum, olahraga dsb. Ya..nggak? Dan celakanya, seringkali kegiatan-kegiatan tersebut berjalan dan berlalu begitu saja tanpa muatan/niatan untuk beribadah kepada Allah SWT. Karena tanpa niat untuk beribadah kepada Allah, maka juga tidak akan bernilai ibadah dan tidak akan mendapatkan apa-apa disisi Allah SWT.
“Lho….apa bisa kang : tidur, makan, minum, olahraga jadi ibadah”, Tanya kang Parman.
Ya .. bisa! kenapa tidak!
Bukankah Rasulullah pernah bersabda bahwa “Betapa banyak sekali amalan-amalan yang nampaknya sebagai amalan dunia, dengan niat yang benar maka menjadi amalan akhirat. Betapa banyak amalan-amalan yang nampaknya sebagai amalan akhirat tapi menjadi amalan dunia semata karena niat yang salah”.
Sobat!
Sabda Rasulullah ini menjelaskan kepada kita bahwa betapa banyak amalan-amalan, perbuatan-perbuatan yang kelihatannya merupakan amalan dunia semata seperti makan, minum, tidur dsb, tetapi bisa menjadi amalan akhirat atau bernilai ibadah dan mendapatkan pahala disisi Allah. Karena apa? Karena niat yang benar yaitu mengharap ridho Allah SWT.
Tetapi sebaliknya. Betapa banyak amalan-amalan yang kelihatannya merupakan amalan akhirat, kelihatannya merupakan ibadah seperti sholat, zakat, haji, puasa dan sebagainya. Tetapi hanya menjadi amalan dunia semata, artinya tidak bernilai ibadah dan tidak mendapatkan pahala disisi Allah. Karena apa? Karena niat yang salah yaitu bukan karena Allah tetapi karena yang lain. Misalnya biar dilihat orang, ingin dipuji dsb.
Jadi kata kuncinya adalah NIAT YANG BENAR.
Maka dengan Niat yang benar yaitu semata-mata mengharap ridho Allah, maka insyaallah seluruh aktivitas kita mulai dari tidur, bekerja, belajar, makan, minum bahkan sampai tidur lagi akan bernilai ibadah dan mendapatkan pahala disisiNya.
Terkait dengan ini Rosul pernah bersabda, “Bahwasanya segala amal perbuatan itu tergantung pada niat, dan bahwasannya bagi tiap-tiap orang adalah apa yang ia niatkan”(HR Bukhari Muslim). Intinya :
Perbuatan yang baik dengan niat yang benar karena mengharap ridho Allah akan bernilai ibadah. Dan sebaliknya perbuatan baik dengan niat yang tidak benar yaitu bukan karena Allah maka akan sia-sia. tidak bernilai ibadah dan tidak mendapatkan apa-apa disisi Allah SWT.
Jadi dalam hal ini niat merupakan tamyisul ‘ibadah ‘anil ‘adah. Niatlah yang membedakan apakah perbuatan kita termasuk ibadah atau hanya adat kebiasaan semata yang tidak bernilai ibadah.
“Kang! Lha kalau perbuatan yang tidak baik kita iringi dengan niat yang baik bagaimana? Misalnya : kita judi hasilnya untuk mbangun masjid gimana kang?” Tanya kang paijo.
Wah kalo itu, para ulama mengibaratkan kita cuci muka. Cuci muka kan baik tho? Tapi menjadi tidak baik manakala cuci mukanya dengan kotoran, dengan air kencing misalnya. Maka tidak jadi bersih malah semakin kotor. Demikian juga dengan amal buruk diniatkan untuk kebaikan, Misal judi untuk sedekah. Itu sama saja dengan cuci muka dengan air kencing tadi.
Maka agar hidup kita sesuai perintah Allah yaitu hanya untuk beribadah kepadanya, maka kita harus berbuat baik sesuai tuntunan syariat dan semuanya harus kita lakukan semata-mata dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rohmat dan hidayahNya untuk kita semuanya sehingga kita dapat melaksanakan tugas pokok kita sebagai hamba Allah yaitu menjadikan hidup kita semata-mata untuk beribadah/mengabdi kepadaNya. Amin.
Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bishowab.
Dheminto
http://untaianhikmah.blogspot.com
http://gizinews.blogspot.com
Didalam Al Qur’an Al Karim surat Adz Dzariyat ayat 56 Allah SWT telah berfirman, “ Dan Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu”.
Berdasarkan firman Allah ini maka sesungguhnya tugas kita sebagai manusia didunia yang fana ini tidak ada yang lain kecuali hanya beribadah kepadaNya. Hanya beribadah kepada Allah SWT.
“Lho kang….lha kalau tugas kita Cuma beribadah, kapan kita bekerja, kumpul keluarga, bermasyarakat, arisan dan lain-lain? Mosok kita Cuma disuruh sholaaaaat terus, puasa terus, ngajiii terus. Ya nggak bisa to kang”, protes bang Somad.
Sobat!
Komentar bang Somad tadi memang tidak salah, tapi tidak sepenuhnya benar. Memang kebanyakan diantara kita masih beranggapan bahwa yang dinamakan ibadah itu ya sholat, puasa, zakat, ngaji, infak., sedekah, haji dsb. Bahkan sebagian orang memandang apabila sudah haji maka sempurnalah keislamannya dan surga sudah menjadi jaminannya. Hal ini memang tidak sepenuhnya salah. Namun akan menjadi keliru bila hal ini menjadikan kita lupa atau mengabaikan hal-hal lain yang setiap hari kita kerjakan dan menghabiskan waktu kita. Padahal dari situlah modal terbesar kita untuk beribadah kepada Allah SWT.
Coba hitung waktu kita habis untuk apa?
• Sholatkah? Paling sholat kita 5 kali sehari. Kalau sekali sholat 5-10 menit berarti cuman butuh waktu 25-50 menit. Nggak nyampe 1 jam tho kang?
• Puasa? Paling-paling kita setahun sekali. Itupun pas Ramadhan. Yang puasa sunah bisa dihitung dengan jari. Ya kan?
• Zakat? Paling setahun sekali. Itupun sebagian besar cuman zakat fitrah. Zakat malnya banyak yang kelupaan.
• Haji ? Wah…belum tentu bagi kita yang pas-pasan. Termasuk yang ngomong juga. Yang punya duit paling-paling seumur hidup sekali.
Lha ternyata kang…. waktu kita itu habis untuk tidur, bekerja, belajar, ngobrol di poskamling, makan minum, olahraga dsb. Ya..nggak? Dan celakanya, seringkali kegiatan-kegiatan tersebut berjalan dan berlalu begitu saja tanpa muatan/niatan untuk beribadah kepada Allah SWT. Karena tanpa niat untuk beribadah kepada Allah, maka juga tidak akan bernilai ibadah dan tidak akan mendapatkan apa-apa disisi Allah SWT.
“Lho….apa bisa kang : tidur, makan, minum, olahraga jadi ibadah”, Tanya kang Parman.
Ya .. bisa! kenapa tidak!
Bukankah Rasulullah pernah bersabda bahwa “Betapa banyak sekali amalan-amalan yang nampaknya sebagai amalan dunia, dengan niat yang benar maka menjadi amalan akhirat. Betapa banyak amalan-amalan yang nampaknya sebagai amalan akhirat tapi menjadi amalan dunia semata karena niat yang salah”.
Sobat!
Sabda Rasulullah ini menjelaskan kepada kita bahwa betapa banyak amalan-amalan, perbuatan-perbuatan yang kelihatannya merupakan amalan dunia semata seperti makan, minum, tidur dsb, tetapi bisa menjadi amalan akhirat atau bernilai ibadah dan mendapatkan pahala disisi Allah. Karena apa? Karena niat yang benar yaitu mengharap ridho Allah SWT.
Tetapi sebaliknya. Betapa banyak amalan-amalan yang kelihatannya merupakan amalan akhirat, kelihatannya merupakan ibadah seperti sholat, zakat, haji, puasa dan sebagainya. Tetapi hanya menjadi amalan dunia semata, artinya tidak bernilai ibadah dan tidak mendapatkan pahala disisi Allah. Karena apa? Karena niat yang salah yaitu bukan karena Allah tetapi karena yang lain. Misalnya biar dilihat orang, ingin dipuji dsb.
Jadi kata kuncinya adalah NIAT YANG BENAR.
Maka dengan Niat yang benar yaitu semata-mata mengharap ridho Allah, maka insyaallah seluruh aktivitas kita mulai dari tidur, bekerja, belajar, makan, minum bahkan sampai tidur lagi akan bernilai ibadah dan mendapatkan pahala disisiNya.
Terkait dengan ini Rosul pernah bersabda, “Bahwasanya segala amal perbuatan itu tergantung pada niat, dan bahwasannya bagi tiap-tiap orang adalah apa yang ia niatkan”(HR Bukhari Muslim). Intinya :
Perbuatan yang baik dengan niat yang benar karena mengharap ridho Allah akan bernilai ibadah. Dan sebaliknya perbuatan baik dengan niat yang tidak benar yaitu bukan karena Allah maka akan sia-sia. tidak bernilai ibadah dan tidak mendapatkan apa-apa disisi Allah SWT.
Jadi dalam hal ini niat merupakan tamyisul ‘ibadah ‘anil ‘adah. Niatlah yang membedakan apakah perbuatan kita termasuk ibadah atau hanya adat kebiasaan semata yang tidak bernilai ibadah.
“Kang! Lha kalau perbuatan yang tidak baik kita iringi dengan niat yang baik bagaimana? Misalnya : kita judi hasilnya untuk mbangun masjid gimana kang?” Tanya kang paijo.
Wah kalo itu, para ulama mengibaratkan kita cuci muka. Cuci muka kan baik tho? Tapi menjadi tidak baik manakala cuci mukanya dengan kotoran, dengan air kencing misalnya. Maka tidak jadi bersih malah semakin kotor. Demikian juga dengan amal buruk diniatkan untuk kebaikan, Misal judi untuk sedekah. Itu sama saja dengan cuci muka dengan air kencing tadi.
Maka agar hidup kita sesuai perintah Allah yaitu hanya untuk beribadah kepadanya, maka kita harus berbuat baik sesuai tuntunan syariat dan semuanya harus kita lakukan semata-mata dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rohmat dan hidayahNya untuk kita semuanya sehingga kita dapat melaksanakan tugas pokok kita sebagai hamba Allah yaitu menjadikan hidup kita semata-mata untuk beribadah/mengabdi kepadaNya. Amin.
Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bishowab.
Dheminto
http://untaianhikmah.blogspot.com
http://gizinews.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar